Mengenai Saya

I am who I am. nothing less. nothing more

Pengikut

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Kamis, 26 Agustus 2010

Saat Hati Menciptakan Jarak

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika
seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di
sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil
memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan,
janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak
mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

Sumber: Group "Facebook Orang Blitar"

Sabtu, 31 Juli 2010

Indahnya Trigonometri Sin Cos Tan

Sin cos tan? Siapa sih yang nggak tahu. Yup, unsur trigonometri dalam pelajaran matematika yang menjadi momok menakutkan bagi para pelajar. Tapi bagiku sih malah menyenangkan, tahu kenapa? Sin cos tan yang aku maksud di sini bukan trigonometri ganas itu, tapi sebutan untuk kelas pertamaku di SMA. Sin cos tan adalah nama kelasku, X6 di SMAN 3 Semarang. Aku sendiri bahkan tidak tahu arti sin cos tan di sini, mungkin yang buat biar dikira anak X6 itu pinter-pinter kali ya. hehe

Pertama masuk MOS sih biasa aja, nggak ada “feel” tajem. Pokoknya rasanya pengen pulang cepet, nggak ada semangat buat belajar di sekolah. Lalu ada kegiatan GPLB, seperti kemah gitu tempatnya di daerah Bantir. Melalui kegiatan inilah aku sama temen sekelasku agak mulai deket. Hehe

Nah, sejak di Bantir itulah aku jadi lumayan deket sama temen-temen sekelasku. Lalu ada lagi kegiatan ”Live In”. Jadi, kita tinggal di desa gitu sama orang tua asuh. Di sini kita bisa melihat keseharian orang desa, bagaimana mereka bekerja dan mencari nafkah. Aku dapet orang tua asuh yang tinggal di desa Plososari Kecamatan Patean. Masing-masing rumah diisi 2 anak. Temen serumahku namanya Dita, dia dari kelas X5. Orang tua asuh ku bernama Pak Misrun dan Bu Ur. Beliau punya 2 anak, namanya dek Rizal dan Ani. Rizal sekarang masih duduk di kelas 3Sd, sedangkan Ani sekarang sudai berusia sekitar 3 tahun. Ayah asuhku bekerja sebagai petani, lalu sore harinya kedua orang tua asuhku mengajar ngaji di mushola desa. Aku juga bantu jadi guru ngaji lho hehe.. nggak cuma itu, aku juga pernah diajak bapak asuhku untuk menimbang nilam. Nilam itu kayak rerumputan yang sengaja ditanam, biasanya sebagai bahan baku pembuatan kosmetik. Kalau nggak salah sekilo nilam dihargai Rp. 3000 di tengkulaknya. Tiap pagi aku mengantar dek Rizal pergi ke sekolah. Sekolahnya namanya SD Negeri Plososari 1. Jaraknya sih deket dari rumah, jalanya cuma agak naik. Tapi di perjalanan kita bisa melihat hamparan sawah hijau yang luas. Aku sih suka pemandangan kayak gitu, rasanya Subhanallah banget. Saking senengnya ”nyawah” jadi pengen tinggal di desa terus hehe..

Di Plososari juga, aku punya kenangan manis bersama temen-temen X6. Kita habis bantu orang tua asuh biasanya langsung kumpul di poskamling desa. Yah, kami cuma ngobrol lalu sorenya langsung jalan-jalan ke sungai haha. Senengnya ...

Ada nih pengalaman yang lucu plus memalukan waktu ngajar ngaji. Aku teriak-tyeriak gitu di mic mushola. Eh, nggak tahunya semua desa dengar deh suaraku waktu jadi guru hehehe. Lalu tiap malemmya, kami sharing di rumah Pak Lurah menceritakan apa yang telah kita lakukan bersama orang tua asuh kita hari ini. Akhirnya nggak kerasa udah mau pergi dari Plososari. Rasanya nggak rela bangeeett..

Waktu pamitan, aku sampai ngucurin air mata gara-gara terharu nggak mau pisah sama warga desa.

Nah, setelah kegiatan itu juga, aku jadi semakin sayang sama keluargaku di X6. :D

Setelah melalui proses belajar mengajar selama setahun, akhirnya harus pisah. Rasanya sih nggak rela pisah sama X6. Di sini aku menemukan sahabat-sahabat baikku, tempat ”cinlok”ku juga hahaha

Kami ngadain perpisahan di Yogyakarta selama 2 days 1 night. Kami nginep di rumah Vaness di daerah Sleman. Hari pertama kami mengunjungi Ambarukmo Plaza, lalu langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Kukup di daerah Gunung Kidul. Setelah itu, kami beristirahat sejenak di rumah Vaness. Berhubung saking lelahnya, aku dan temenku dhani tidur duluan di runag tamu. Eh, nggak tahunya yang lainnya di luar sambil gitaran dan cerita-ceirta setan haha.. Karena kalo tidur kayak kebo, jadi nggak dengar deh itu teriakan dari temen-temen cewek hahah

Esoknya, kami tracking di daerah perkebunan salak. Aku, Amel, Witri dan Dhani smapai kesasar karena terpisah sama temen-temen lain. View nya Subhanallah bangeet, kami berada di kaki gunung Merapi, pemandangan padi hijau sungguh mempesona mata. Di perjalanan kami cuma foto-foto nggak jelas gitu haha.. lalu karena bingung jalan pulang, kami bertanya ke penduduk setempat untuk mencari jalan pulang ke rumah Vaness. Brmbrm, akhirnya setelah dengan perjuangan panjang mencari jalan pulang, kami beremnpat bisa selamat dari terkaan anjing milik penduduk haha

Siang hari, kami melanjutkan perjalanan ke Keraton Yogyakarta lalu langsung ”shopping”di Malioboro. Perjalanan ini sungguh berkesan di hati, nggak bakal pernah lupa punya temen-temen kayak kalian. Love You All Sin Cos Tan :*

Archive

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format
 

Designed by: Compartidísimo
Some images by: Scrappingmar